Contoh Idzhar Dalam Surat Pendek Di Alquran

Dalam alunan ayat suci Al-Qur’an, terdapat harmoni bunyi yang memikat, di mana huruf saling berpadu dalam irama yang indah. Salah satu fenomena harmonis ini adalah idzhar, di mana bacaan huruf yang bertemu dengan huruf hijaiyah tertentu diucapkan jelas dan tegas. Artikel ini menyajikan contoh-contoh idzhar yang tersaji dalam surat-surat pendek Al-Qur’an, membedah keindahan harmonisasi huruf yang menjadi bukti keagungan firman Tuhan. Setiap contoh akan dibahas secara saksama, mengupas rahasia irama dan keselarasan yang terkandung di dalamnya.

Idzhar Syafawi

Idzhar Syafawi adalah salah satu jenis idzhar yang terjadi ketika huruf Syin (ش) terletak pada akhir suatu kata dan diikuti oleh huruf berharakat fathah (ا) di awal kata berikutnya. Dalam hal ini, huruf Syin diucapkan secara jelas dan terpisah tanpa di dengungkan (berhenti sebentar).

Syarat Idzhar Syafawi

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar terjadi idzhar syafawi:

  • Huruf Syin (ش) harus terletak pada akhir suatu kata.
  • Kata berikutnya harus berharakat fathah (ا).

Contoh Idzhar Syafawi dalam Surat Pendek

Surat Al-Fatihah merupakan salah satu contoh surat pendek yang mengandung idzhar syafawi. Pada ayat kedua, terdapat lafaz “اياك” yang terdiri dari kata “اي” (berakhir dengan Syin) dan “اك” (berharakat fathah). Dalam hal ini, huruf Syin pada kata “اي” diucapkan secara jelas dan terpisah, tidak di dengungkan (berhenti sebentar). Sehingga, lafaz “اياك” diucapkan sebagai “iayyakna” atau “iyyaka”.

Selain Surat Al-Fatihah, terdapat beberapa surat pendek lainnya yang juga mengandung idzhar syafawi, seperti Surat Al-Ikhlas dan Surat Al-Falaq.

Idzhar Lam

Idzhar Lam adalah salah satu hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika huruf Lam (ل) bertemu dengan salah satu huruf yang dibaca mati (sukun). Apabila huruf Lam berhadapan dengan huruf yang dimatikan (sukun), maka huruf Lam tidak dibaca ghunnah (panjang), melainkan diucapkan jelas seperti membaca huruf Lam pada umumnya.

Contoh Idzhar Lam dalam Surat Pendek

Salah satu contoh Idzhar Lam dapat ditemukan dalam Surat Al-Ikhlas ayat 3.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Pada ayat tersebut, terdapat dua huruf Lam yang berhadapan dengan huruf yang disukun, yaitu huruf Dal (د) pada kata “lam yalid” dan huruf Ta (ت) pada kata “lam yuulad”. Kedua huruf Lam tersebut dibaca idzhar, yaitu diucapkan jelas tanpa ghunnah, sehingga pengucapannya menjadi “lam yalid” dan “lam yuulad”.

Idzhar Wawi

Idzhar wawi merupakan salah satu jenis bacaan tajwid yang terjadi ketika huruf wawu (و) bertemu dengan huruf yang berharakat fathah. Saat melafalkan idzhar wawi, huruf wawu dilafalkan dengan jelas dan panjang, serta tidak diubah menjadi bunyi “u”.

See also  Contoh Surat Lolos Seleksi Kebutuhan Dosen

Huruf-huruf yang dapat menyebabkan idzhar wawi adalah huruf hamzah (ء), ‘ain (ع), ghain (غ), kha (خ), dan ha (ح). Ketika wawu bertemu dengan salah satu huruf tersebut, maka wawu dilafalkan secara penuh tanpa perubahan bunyi.

Sebagai contoh, pada Surat Al-Fatihah ayat 5, terdapat kata “ihdina” (إهدنا) yang bermakna “tunjukilah kami”. Pada kata tersebut, terdapat huruf wawu yang bertemu dengan huruf dal (د) yang berharakat fathah. Dalam hal ini, wawu dilafalkan dengan jelas dan panjang, sehingga pengucapan yang benar adalah “iih-dii-naa”.

Contoh Idzhar Wawi dalam Surat Pendek

Berikut ini adalah beberapa contoh idzhar wawi yang terdapat dalam surat-surat pendek Al-Qur’an:

* Surat Al-Ikhlas ayat 1: “Qul huwa Allahu ahad” (قل هو الله أحد)
* Surat Al-Falaq ayat 1: “Qul a’udzu bi rabbil falaq” (قل أعوذ برب الفلق)
* Surat An-Nas ayat 1: “Qul a’udzu bi rabbil nas” (قل أعوذ برب الناس)

Idzhar Syafawi Berat

Dalam ilmu tajwid, istilah “idzhar” merujuk pada keadaan di mana sebuah huruf hijaiyah yang memiliki bunyi lemah dibaca dengan jelas dan tanpa suara dengung. Salah satu jenis idzhar adalah “idzhar syafawi berat”, yang terjadi ketika huruf hijaiyah yang berbunyi lemah didahului oleh huruf bersuara “syin” yang dibaca dengan jelas dan tegas.

Ciri-ciri Idzhar Syafawi Berat

Idzhar syafawi berat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis idzhar lainnya, yaitu:

  • Huruf yang berbunyi lemah adalah huruf hijaiyah yang memiliki bunyi /s/, /z/, /d/, /t/, /n/, /l/, atau /r/.
  • Huruf yang mendahului huruf berbunyi lemah adalah huruf “syin” yang dibaca dengan jelas dan tegas (menyentuh langit-langit mulut).
  • Huruf yang berbunyi lemah tidak dibaca dengan suara dengung (gzip).

Contoh Idzhar Syafawi Berat

Berikut ini beberapa contoh idzhar syafawi berat dalam surat-surat pendek di Al-Qur’an:

  1. Surat Al-Fatihah, ayat 1:
    “بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ” (Bismillaahir Rahmanir Rahiim)
    (Idzhar terjadi pada huruf “s” pada kata “Rahman” karena didahului oleh huruf “syin” yang dibaca tegas.)
  2. Surat Al-Ikhlas, ayat 1:
    “قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ” (Qul huwallaahu ahad)
    (Idzhar terjadi pada huruf “d” pada kata “ahad” karena didahului oleh huruf “syin” yang dibaca tegas.)
  3. Surat Al-Falaq, ayat 3:
    “مِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ” (Min syarrin naffaatsaatil fi’l ‘uqad)
    (Idzhar terjadi pada huruf “t” pada kata “naffaatsaatil” karena didahului oleh huruf “syin” yang dibaca tegas.)
  4. Surat Al-Nas, ayat 1:
    “قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ” (Qul a’uudzu birabbin naas)
    (Idzhar terjadi pada huruf “s” pada kata “naas” karena didahului oleh huruf “syin” yang dibaca tegas.)

Idzhar Mutlaq

Idzhar mutlaq adalah sifat tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah pula. Pada saat terjadi idzhar mutlaq, huruf yang berharakat fathah dibaca secara jelas kefathahannya, huruf yang berharakat kasrah dibaca secara jelas kekasrahannya, dan huruf yang berharakat dammah dibaca secara jelas kedammahannya.

Idzhar mutlaq terbagi menjadi tujuh macam, yaitu:

1. Idzhar Mutlaq Safawi

Terjadi ketika huruf hijaiyah sukun yang merupakan salah satu huruf lafazul jalalah (Allah, al-Rahman, al-Rahim, dan seterusnya) bertemu dengan huruf hijaiyah awal yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah. Dalam bacaan Al-Qur’an, huruf hijaiyah yang sukun tersebut dibaca secara jelas dan terpisah dengan huruf hijaiyah selanjutnya. Contohnya:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ (QS. As-Saffat: 180)

2. Idzhar Mutlaq Halqi

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal “hain”. Dalam bacaan Al-Qur’an, huruf hijaiyah “hain” dibaca dengan jelas dan terpisah dari huruf hijaiyah sebelumnya. Contohnya:

حٰمِيمٍ (QS. Asy-Syura: 1)

3. Idzhar Mutlaq Labi

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal “ba” atau “mim”. Dalam bacaan Al-Qur’an, huruf hijaiyah “ba” dan “mim” dibaca dengan jelas dan terpisah dari huruf hijaiyah sebelumnya. Contohnya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (QS. Al-Fatihah: 1)

4. Idzhar Mutlaq Sifaq atau Shafr

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal “sin”, “syin”, “sad”, “dad”, “tha”, atau “dha”. Dalam bacaan Al-Qur’an, huruf hijaiyah tersebut dibaca dengan jelas dan terpisah dari huruf hijaiyah sebelumnya. Contohnya:

وَالصَّافَّاتِ صَفًّا (QS. As-Saffat: 1)

5. Idzhar Mutlaq Ghutturi

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal “ain”, “gha”, “kha”, atau “qaf”. Dalam bacaan Al-Qur’an, huruf hijaiyah tersebut dibaca dengan jelas dan terpisah dari huruf hijaiyah sebelumnya. Contohnya:

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (QS. Al-Qiyamah: 16)

6. Idzhar Mutlaq Lafazi

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, atau dammah bertemu dengan huruf hijaiyah awal yang sama. Dalam bacaan Al-Qur’an, kedua huruf hijaiyah tersebut dibaca dengan jelas dan terpisah satu sama lain. Contohnya:

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمًا آتِيًا (QS. Huud: 2)

7. Idzhar Mutlaq Badali

Terjadi ketika huruf hijaiyah yang sukun berharakat fathah, kasrah, atau dammah diganti dengan hamzah wasal dan bertemu dengan huruf hijaiyah awal yang berharakat sama. Dalam bacaan Al-Qur’an, hamzah wasal dibaca secara jelas dan terpisah dari huruf hijaiyah berikutnya. Contohnya:

أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ (QS. An-Nur: 46)

Idzhar Qamari

Idzhar qamari merupakan salah satu jenis idzhar yang terjadi ketika huruf lam yang mati bertemu dengan salah satu dari lima huruf hijaiyah (yaitu ر, ز, ض, ظ, ط). Dalam pengucapannya, huruf lam yang mati akan dihilangkan dan digantikan dengan suara huruf qamariyah yang bertemu dengannya. Berikut penjelasan masing-masing huruf idzhar qamari:

Idzhar Qamari على حرف (ر)

Saat huruf lam bertemu dengan huruf ر (ro), maka akan dihilangkan dan diganti dengan suara huruf ro tebal. Contohnya:

  • نصر (nashrun) dibaca nasruun
  • ذكر (dzikrun) dibaca dzikruun

Idzhar Qamari على حرف (ز)

Jika huruf lam bertemu dengan huruf ز (zai), maka akan dihilangkan dan diganti dengan suara huruf zai tebal. Contohnya:

  • عز (izzun) dibaca izzuun
  • رزق (rizqun) dibaca rizquun

Idzhar Qamari على حرف (ض)

Saat huruf lam bertemu dengan huruf ض (dho), maka akan dihilangkan dan diganti dengan suara huruf dho tebal. Contohnya:

  • عض (udhzun) dibaca udhzuun
  • وضوء (wuduuh) dibaca wuduuun

Idzhar Qamari على حرف (ظ)

Jika huruf lam bertemu dengan huruf ظ (zha), maka akan dihilangkan dan diganti dengan suara huruf zha tebal. Contohnya:

  • وظف (waadhzhuf) dibaca waadhzhufuun
  • ظهر (zhahuruun) dibaca zhahuruun

Idzhar Qamari على حرف (ط)

Ketika huruf lam bertemu dengan huruf ط (tho), maka akan dihilangkan dan diganti dengan suara huruf tho tebal. Contohnya:

  • مطلق (mutlaqun) dibaca mutlaaquun
  • قطب (quthbun) dibaca quthbuun

Contoh idzhar dalam surat pendek ibarat mutiara berserakan di hamparan pasir, mudah ditemukan dan menghiasai bacaan Anda. Dari “Al Mu’awwidzatain” hingga “Al Fatihah”, bunyi huruf bertetangga yang tadinya samar kini menjelma terang benderang. Seperti gema berlian yang memantul di dinding gua, idzhar menghidupkan setiap suku kata, menyisir setiap huruf, dan memunculkan harmoni yang menawan. Dengan memahami contoh-contoh ini, Anda bukan sekadar membaca Al-Qur’an, tetapi juga menyanyikannya dengan nada yang sempurna, memberikan nyawa baru pada kata-kata suci.

Scroll to Top