Contoh Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu Kepala Desa

Dalam transaksi kehidupan, pergantian antar waktu merupakan hal yang lumrah terjadi. Dalam dunia kerja, pergantian ini dapat terjadi karena berbagai alasan. Pengajuan permohonan pergantian antar waktu perlu dilakukan secara formal dan jelas melalui surat. Melalui artikel ini, kami sajikan contoh surat permohonan pergantian antar waktu sebagai referensi bagi Anda yang membutuhkan. Surat ini akan memberikan panduan langkah demi langkah dalam menyusun permohonan yang sesuai dengan kaidah penulisan surat resmi.

Syarat Pergantian Antar Waktu

Pergantian antar waktu merupakan proses penggantian anggota suatu organisasi atau lembaga yang mengundurkan diri atau diberhentikan dengan anggota lain yang memenuhi syarat. Dalam hal pergantian antar waktu anggota DPRD, ditetapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon pengganti, yaitu:

1. Syarat Umum

Syarat umum yang harus dipenuhi oleh calon pengganti anggota DPRD adalah:

  • Berstatus sebagai warga negara Indonesia.
  • Berumur minimal 21 tahun.
  • Tidak pernah dipidana penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan.
  • Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.
  • Tidak menjadi anggota partai politik lain selain partai politik yang mengajukannya.
  • Tidak berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
  • Tidak menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.
  • Tidak menjadi pegawai negeri sipil atau pejabat negara.
  • Tidak pernah menjadi anggota organisasi terlarang.
  • Sehat jasmani dan rohani.
  • Memiliki pengalaman di bidang pemerintahan atau kemasyarakatan.
  • Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan sebagai anggota DPRD.

Prosedur Permohonan Pergantian Antar Waktu

Permohonan pergantian antar waktu adalah proses penggantian anggota legislatif yang berhenti dari jabatannya dengan calon legislatif yang memperoleh suara terbanyak selanjutnya pada pemilihan umum sebelumnya. Proses ini memiliki prosedur yang cukup panjang dan melibatkan beberapa tahapan. Berikut ini adalah uraian lengkap mengenai prosedur permohonan pergantian antar waktu:

Tahap 1: Pengunduran Diri Anggota Legislatif

Tahap pertama dalam proses ini adalah pengunduran diri anggota legislatif yang akan digantikan. Pengunduran diri tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada pimpinan lembaga legislatif terkait, seperti Ketua DPRD atau Ketua DPR. Dalam surat pengunduran diri tersebut, anggota legislatif harus menyatakan alasan pengunduran dirinya dan waktu pengunduran dirinya.

Tahap 2: Verifikasi dan Persetujuan Pengunduran Diri

Setelah menerima surat pengunduran diri, pimpinan lembaga legislatif akan melakukan verifikasi dan persetujuan terhadap pengunduran diri tersebut. Pimpinan lembaga legislatif akan memeriksa keabsahan surat pengunduran diri dan memastikan bahwa pengunduran diri tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila verifikasi dan persetujuan telah diberikan, pimpinan lembaga legislatif akan mengeluarkan surat keputusan pemberhentian anggota legislatif yang bersangkutan.

Tahap 3: Penetapan Calon Pengganti Antar Waktu

Setelah anggota legislatif yang digantikan telah diberhentikan, pimpinan lembaga legislatif akan menetapkan calon pengganti antar waktu. Calon pengganti antar waktu adalah calon legislatif yang memperoleh suara terbanyak selanjutnya pada pemilihan umum sebelumnya. Penetapan calon pengganti antar waktu dilakukan berdasarkan daftar perolehan suara yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tahap 4: Pelantikan Calon Pengganti Antar Waktu

Tahap terakhir dalam proses permohonan pergantian antar waktu adalah pelantikan calon pengganti antar waktu. Calon pengganti antar waktu akan dilantik oleh pimpinan lembaga legislatif terkait. Pelantikan tersebut dilakukan dengan mengucapkan sumpah atau janji jabatan sesuai dengan agama dan kepercayaan calon pengganti antar waktu. Setelah dilantik, calon pengganti antar waktu resmi menjadi anggota legislatif dan berhak menjalankan tugas dan fungsinya.

Format Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu

Dalam menyusun surat permohonan pergantian antar waktu, terdapat tata cara dan format yang perlu diperhatikan agar surat tersebut dapat diterima dan diproses dengan baik. Berikut adalah format surat permohonan pergantian antar waktu:

See also  Contoh Surat Cerai di Bawah Tangan Dengan Tata Cara Pengajuan

Kop Surat

Kop surat berisi nama dan alamat organisasi atau instansi yang bersangkutan, serta logo atau identitas organisasi tersebut.

Tanggal Surat

Cantumkan tanggal penulisan surat pada bagian atas sebelah kanan.

Nomor Surat

Setiap surat resmi harus memiliki nomor surat untuk identifikasi dan pencatatan. Berikan nomor surat yang sesuai dengan sistem penomoran yang berlaku di organisasi tersebut.

Perihal

Tuliskan perihal atau pokok bahasan surat, yaitu “Permohonan Pergantian Antar Waktu”.

Alamat Penerima

Tuliskan alamat penerima surat, yaitu instansi atau pejabat yang berwenang memproses pergantian antar waktu.

Salam Pembuka

Gunakan salam pembuka yang formal, seperti “Kepada Yth.” atau “Dengan hormat”.

Paragraf Pembuka

Pada paragraf pembuka, sampaikan maksud dan tujuan penulisan surat, yaitu untuk mengajukan permohonan pergantian antar waktu. Tuliskan juga dasar permohonan, seperti peraturan atau ketentuan yang berlaku.

Paragraf Isi

Di paragraf isi, jelaskan alasan dan uraian permohonan pergantian antar waktu. Jelaskan secara rinci tentang posisi yang akan digantikan, nama dan jabatan orang yang digantikan, serta nama dan jabatan orang yang akan menggantikan. Selain itu, berikan juga informasi tentang jangka waktu pergantian antar waktu yang diinginkan.

Uraian Alasan dan Bukti Pendukung

Uraikan alasan yang jelas dan didukung oleh bukti-bukti yang relevan mengapa pergantian antar waktu perlu dilakukan. Misalnya, karena pejabat yang digantikan meninggal dunia, mengundurkan diri, atau diberhentikan dari jabatannya. Jika memungkinkan, lampirkan dokumen pendukung, seperti surat keterangan kematian, surat pengunduran diri, atau surat pemberhentian.

Jelaskan juga kualifikasi dan pengalaman orang yang akan menggantikan, serta alasan mengapa ia dianggap layak untuk mengisi posisi tersebut. Berikan referensi atau bukti pendukung yang relevan, seperti riwayat hidup, surat rekomendasi, atau hasil tes seleksi.

Paragraf Penutup

Pada paragraf penutup, nyatakan harapan dan permohonan agar surat permohonan tersebut dapat dipertimbangkan dan dikabulkan. Tuliskan juga ucapan terima kasih atas perhatian dan pertimbangan yang diberikan.

Salam Penutup

Gunakan salam penutup yang formal, seperti “Hormat kami” atau “Terima kasih”.

Tanda Tangan dan Nama Jelas

Tandatangani surat dan tuliskan nama Anda dengan jelas di bawah tanda tangan.

Lampiran (Opsional)

Jika perlu, lampirkan dokumen pendukung yang relevan, seperti surat keterangan kematian, surat pengunduran diri, atau surat pemberhentian.

Contoh Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu

Pergantian antar waktu merupakan suatu proses hukum yang memungkinkan seseorang untuk menggantikan anggota legislatif yang diberhentikan atau mengundurkan diri. Surat permohonan pergantian antar waktu biasanya diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh suara terbanyak setelah calon terpilih.

Cara Menulis Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu

Untuk menulis surat permohonan pergantian antar waktu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Gunakan Gaya Bahasa Formal

Surat permohonan pergantian antar waktu harus ditulis dengan gaya bahasa formal dan sopan. Hindari penggunaan kata-kata yang tidak pantas atau bernada kasar.

Lengkap dan Jelas

Surat permohonan harus memuat informasi yang lengkap dan jelas tentang nama calon pengganti, alasan pergantian antar waktu, dan dasar hukum yang digunakan.

Lampirkan Dokumen Pendukung

Selain surat permohonan, pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung yang relevan, seperti salinan putusan pengadilan atau surat pengunduran diri dari anggota legislatif yang digantikan.

Pengiriman Surat

Surat permohonan pergantian antar waktu harus dikirimkan kepada instansi yang berwenang, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Format Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu

Berikut ini adalah format umum surat permohonan pergantian antar waktu:

[Kop surat partai politik atau gabungan partai politik]
[Tanggal]

Kepada Yth.
[Nama instansi penerima]
[Alamat instansi penerima]

Perihal: Permohonan Pergantian Antar Waktu Anggota DPRD

Dengan hormat,

Partai Politik/Gabungan Partai Politik [Nama partai atau gabungan partai politik] mengajukan permohonan pergantian antar waktu anggota DPRD Kabupaten/Kota [Nama Kabupaten/Kota] periode [Periode jabatan] atas nama [Nama anggota DPRD yang digantikan] dengan penggantinya [Nama calon pengganti].

See also  Contoh Surat Kunjungan Studi Banding Ke Luar Negeri

Permohonan ini diajukan berdasarkan [Dasar hukum pergantian antar waktu], yaitu putusan pengadilan/surat pengunduran diri anggota DPRD yang bersangkutan.

Sebagai bahan pertimbangan, kami melampirkan:

  1. Salinan putusan pengadilan/surat pengunduran diri anggota DPRD
  2. Biodata dan riwayat hidup calon pengganti
  3. Bukti perolehan suara partai politik/gabungan partai politik pada Pemilu Legislatif [Tahun Pemilu]

Kami memohon agar permohonan ini dapat diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan pertimbangan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

[Nama Ketua Partai Politik/Gabungan Partai Politik]

Penyerahan Surat Permohonan

Pengajuan surat permohonan pergantian antar waktu secara resmi disampaikan kepada instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tata cara penyerahan surat permohonan ini perlu memperhatikan beberapa aspek, yaitu:

  1. Penggunaan Kop Surat Resmi: Surat permohonan harus ditulis pada kop surat resmi organisasi atau lembaga yang bersangkutan.
  2. Format Surat: Surat permohonan disusun sesuai dengan format resmi yang baku, termasuk penggunaan nomor surat, tanggal surat, perihal, alamat tujuan, salam pembuka, isi surat, salam penutup, dan tanda tangan.
  3. Isi Surat: Isi surat permohonan harus jelas dan lengkap, memuat alasan pengajuan pergantian antar waktu, disertai dengan dokumen pendukung yang relevan.
  4. Penandatanganan Surat: Surat permohonan harus ditandatangani oleh pihak yang berwenang, seperti ketua organisasi atau pimpinan lembaga yang bersangkutan.
  5. Penyerahan Surat: Surat permohonan dapat diserahkan secara langsung ke instansi terkait atau melalui layanan pos. Apabila penyerahan dilakukan secara langsung, pemohon dapat meminta tanda terima sebagai bukti penyerahan.

Penyerahan surat permohonan secara langsung memiliki beberapa keunggulan.

Keunggulan Penyerahan Langsung

Adapun keunggulan penyerahan surat permohonan secara langsung, antara lain:

  1. Proses penyampaian surat lebih cepat dan terjamin.
  2. Pemohon dapat berinteraksi langsung dengan petugas instansi terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
  3. Pemohon dapat menerima tanda bukti penyerahan surat sebagai bukti administratif.

Wewenang yang Berwenang Menetapkan Pergantian Antar Waktu

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, wewenang untuk menetapkan pergantian antar waktu diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Pasal 43 Ayat (5), disebutkan bahwa pergantian antar waktu dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) berdasarkan daftar calon pengganti yang diajukan oleh partai politik.

KPU berwenang melakukan pergantian antar waktu apabila terdapat anggota DPRD yang mengundurkan diri, diberhentikan, atau meninggal dunia. Hal ini diatur dalam Peraturan KPU Nomor 26 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

Proses pergantian antar waktu terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

  1. Partai politik mengajukan daftar calon pengganti kepada KPU.
  2. KPU melakukan verifikasi terhadap daftar calon pengganti.
  3. KPU menetapkan calon pengganti yang memenuhi syarat.
  4. KPU menerbitkan surat keputusan tentang pergantian antar waktu.
  5. Calon pengganti dilantik sebagai anggota DPRD.

Ketentuan Pelaksanaan Pergantian Antar Waktu

Dalam melaksanakan pergantian antar waktu, KPU memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

  1. Calon pengganti yang diajukan berasal dari partai politik yang sama dengan anggota DPRD yang diganti.
  2. Calon pengganti tidak boleh memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga dengan anggota DPRD yang diganti.
  3. Calon pengganti tidak sedang menjalani pidana atau sedang dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
  4. Calon pengganti tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi atau tindak pidana kesusilaan.
  5. Calon pengganti tidak sedang dalam keadaan terganggu jiwa atau akal.
  6. Calon pengganti telah menyerahkan surat tanda terima nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) kepada KPU.

Alur Proses Pergantian Antar Waktu

Proses pergantian antar waktu merupakan mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Proses ini dilakukan untuk mengisi kekosongan jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang disebabkan oleh meninggal dunia, mengundurkan diri, atau diberhentikan.

See also  Contoh Surat Izin Gangguan HO Berbagai Sektor

1. Pengajuan Usul

Usulan pergantian antar waktu diajukan oleh partai politik pengusung kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU).

2. Verifikasi Usul

KPU melakukan verifikasi terhadap usulan yang diajukan, termasuk kelengkapan berkas dan persyaratan calon pengganti.

3. Penetapan Calon

KPU menetapkan calon pengganti berdasarkan urutan suara terbanyak setelah calon yang digantikan.

4. Pelantikan

Calon pengganti dilantik oleh KPU sebagai anggota DPR, DPD, atau DPRD.

5. Pengangkatan

KPU mengajukan surat pengangkatan calon pengganti kepada pimpinan DPR, DPD, atau DPRD.

6. Sumpah/Janji

Calon pengganti mengucapkan sumpah atau janji jabatan sebagai anggota DPR, DPD, atau DPRD.

7. Tata Urutan Pergantian Antar Waktu Calon Terpilih

a. Calon Meninggal Dunia

Pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak setelah calon yang meninggal dunia. Apabila calon dengan suara terbanyak telah meninggal, pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak berikutnya, dan seterusnya.

b. Calon Mengundurkan Diri

Pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak setelah calon yang mengundurkan diri. Apabila calon dengan suara terbanyak telah mengundurkan diri, pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak berikutnya, dan seterusnya.

c. Calon Diberhentikan

Pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak setelah calon yang diberhentikan. Apabila calon dengan suara terbanyak telah diberhentikan, pergantian antar waktu dilakukan dengan mengambil calon dengan suara terbanyak berikutnya, dan seterusnya.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Dalam menyusun surat permohonan pergantian antar waktu, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

1. Kop Surat

Untuk menunjukkan identitas lembaga atau organisasi pengirim, cantumkan kop surat yang berisi nama, alamat, dan nomor telepon.

2. Judul Surat

Tuliskan judul “Surat Permohonan Pergantian Antar Waktu” secara jelas dan singkat pada bagian tengah atas surat.

3. Nomor Surat

Setiap surat resmi harus memiliki nomor yang unik untuk memudahkan pengelolaan dan penelusuran. Tambahkan nomor surat pada bagian kanan atas.

4. Tanggal Surat

Cantumkan tanggal pembuatan surat pada bagian kanan atas, di bawah nomor surat. Format penulisan tanggal adalah hari, tanggal, bulan, dan tahun.

5. Alamat Penerima

Tuliskan alamat lengkap penerima surat, termasuk nama instansi, jabatan, dan alamat kantor.

6. Isi Surat

Dalam isi surat, kemukakan maksud permohonan pergantian antar waktu secara jelas dan ringkas. Sertakan alasan pergantian dan nama pengganti yang diusulkan.

7. Dasar Hukum

Jika permohonan pergantian antar waktu didasarkan pada peraturan atau ketentuan tertentu, sebutkan dasar hukumnya sebagai landasan.

8. Persyaratan dan Dokumen Pendukung

Jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi untuk permohonan pergantian antar waktu. Sertakan daftar dokumen pendukung yang dilampirkan untuk melengkapi permohonan.

Persyaratan dan Dokumen Pendukung:

  • Surat pengunduran diri dari pejabat yang diganti
  • Surat pernyataan kesediaan dari pejabat pengganti
  • Salinan SK pengangkatan pejabat yang diganti
  • Salinan CV dan surat keterangan pengalaman kerja pejabat pengganti
  • Dokumen pendukung lainnya yang relevan

Pastikan persyaratan dan dokumen pendukung dilengkapi secara lengkap untuk memperkuat permohonan.

9. Penutup

Tutup surat dengan kalimat penutup yang sopan dan harapan persetujuan dari penerima. Sertakan nama dan jabatan pengirim.

10. Tanda Tangan

Surat resmi harus ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Tuliskan nama lengkap di bawah tanda tangan.

Contoh surat permohonan pergantian antar waktu menjadi pemandu bagi kita dalam menyusun permohonan resmi. Bagai sebuah lukisan, surat ini merepresentasikan keinginan kita dengan jelas dan terstruktur, bagaikan goresan kuas yang membentuk mahakarya. Setiap kata yang tertuang adalah sebuah mozaik, menyusun sebuah pesan bermakna yang menggemakan harapan kita. Dengan mengikuti panduan ini, kita dapat melukiskan permohonan yang akan menggugah hati pembaca, seperti orkestra yang memainkan simfoni yang memikat.

Scroll to Top